Selasa, 31 Mei 2022

MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU

 


PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU



Pertemuan       : 6

Hari/tanggal    : Senin, 30 Mei 2022

Moderator       : Aam Nurhasanah

Narasumber     : Prof. Richardus Eko Indrajit


Penerbit mayor seperti namanya adalah penerbit dalam skala besar. Setiap penulis terlebih pemula pasti menginginkan jika karyanya bisa lolos seleksi dan diterbitkan penerbit mayor. Penerbit tersebut telah memiliki branding dan jangauan yang luas, selain itu penulis pun tidak perlu merogoh kocek untuk menerbitkan buku. Justru penulis yang menerima pembayaran.

Sesi pertemuan keenam dibuka oleh moderator, ibu Aam Nurhasanahdari Cipanas, Kab. Lebak Banten. Dan narasumber bapak Prof. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., MA.,M.Phil.,M.Si. seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika asal Indonesia yang kini menjabat Rektor Universitas Pradita.

Selain sebagai sosok penggerak riset informatika dan teknologi digital, beliau merupakan narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri. Kini, tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia dan menjadi Ketua Smart Learning and Character Center (PSLCC) PGRI yang berperan melakukan pengembangan profesi guru dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi.

Setelah dibuka, kelas lalu diawali dengan testimoni dari moderator yaitu ibu Aam. Saat itu beliau mengikuti kelas Bisa Menulis angkatan 8 namun karena tidak fokus akhirnya keluar dan kembali  mengikuti kelas di angkatan 12. Ketika mendapatkan materi dari prof Ekoji sekaligus narasumber sesi ini, prof. Ekoji memberikan tantangan menulis selama dua minggu. Naskah ibu Aam terpilih dan diterbikan penerbit mayor yaitu PT Andi Offset Yogyakarta. Buku tersebut dicetak dan mejeng di rak-rak toko besar seperti gramedia.

Moderator sekaligus pemberi testimoni mengatakan bahwa cara unuk bisa menulis dalam dua minggu yaitu dengan memilih satu judul di Chanel youtube Prof. EKOJI CHANEL dan mengembangannya menjadi  TOC (Table of Content) atau daftar isi.

Tak lama prof Ekoji pun masuk kelas. Seperti halnya yang dikatakan moderator prof Ekoji pun memaparkan cara belajar menulis buku dengan mudah adalah dengan cara menuliskan hal-hal yang disampaikan oleh orang lain. Oleh karena itulah maka program menulis buku dalam dua minggu ini dibuat. Peserta kelas BM dapat mengikutinya dengan cara:

1. Pilih judul di EKOJI CHANNEL.

2. Tuliskan apapun yang beliau katakan dalam kanal tersebut.

3. Perlihatkan draft tulisan kepada beliau.

Di akhir materi narasumber bercerita bahwa sedari kecil sudah tertarik dengan dunia menulis. Apa saja ditulis bisa bersumber dari mimpi, alam, kejadian lucu dan kejadian sehari-hari. Awal menulis memang terasa berat, namun biarkan kata-kata yang mengalir menjadi tulisan. Setalah mampu menulis, tingkatkan kualitas menulis dengan membaca. Semakin banyak bacaan semakin banyak bahan untuk ditulis dengan kritis dan baik.


Sabtu, 28 Mei 2022

GAIRAH MENULIS PUISI

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

GAIRAH MENULIS PUISI


Pertemuan        : 5
Hari/Tanggal    : Jumat, 27 Mei 2022
Materi               : Gairah Menulis Puisi
Moderator         : Dail Ma'ruf
Narasumber      : Dra. E. Hasanah, M.Pd.

Puisi merupakan karya sastra yang sedikit lebih simple dan mudah untuk ditulis bagi sebagian orang. Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh penulis. Menurut penulis pribadi, menulis puisi justru lebih memeras otak dibanding dengan prosa fiksi. Di kelas Bisa Menulis kali ini temanya adalah menulis puisi, semoga setelah pelatihan ini dapat memberikan pencerahan kepada penulis dan pembaca supaya mampu menulis karya sastra berupa puisi.

Sesi kelima dimoderatori oleh bapak Dail Ma’ruf dan narasumber ibu Drs. E. Hansanah, M.Pd. membaca cv narasumber yang sudah tidak muda namun semangat dalam menulis masih membara memacu penulis untuk tak surut semangat dalam belajar menulis. Beliau juga ikut menulis kelas Bisa Menulis asuhan Om Jay gelombang 18, selisih 8 gelombang dengan penulis yang kini tengah belajar di grup Bisa Menulis gelombang 26. Kini beliau tengah menempuh pendidikan S3 di UNINUS. Berkiprah di dunia pendidikan sebagai pendidik dan pengajar di MAN Cibadak dari tahun 1994-2015. Sebagai pengawas madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi dari tahun 2015 - sekarang dan menjadi satf pengajar di STAI Kharisma Cicurug. Selain itu beliau pun pernah mengajar di lembaga swasta dan mendirikan Yayasan Pendidikan Halima dan Al-Azar (kursus, kober dan TK Halima Bojonggenteng) di tahun 2002 - sekarang.

Prestasi beliau di antaranya pengelola kursus berprestasi ke-3 tingkat provinsi Jawa Barat tahun 2015, pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021, peraih anugrah guru dan GTK Kemenag Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pengawas Madrasah Berpestasi di tahu 2021. Aktif memotivasi guru-guru supaya meningkatkan kualitas diri dan aktif literasi. Mulai menulis sejak tahun 2021 telah menuliskan buku solo dan menulis puisi, pantun, cerita dan nonfiksi di lebih dari 60 buku antologi.

Gairah menulis puisi, demikian judul pertemuan hari ini. Gairah yang berarti keinginan, hasrat. Menulis artinya aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa atau menulis juga melahirkan pikiran atau perasaan bahasa. Gairah menulis menunjukkan pada aktivitas mengungkapkan keinginan yang kuat untuk mengungkapkan gagasan dan melahirkan pikiran atau perasaan lewat bahasa

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait atau gubahan bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga membuat tajam kesadaran orang akan pengalaman dan bangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi irama dan makna khusus.

Puisi menurut HB Jassin adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan tertentu terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Struktur fisik puisi:

  • Bentuknya:  berbaris-baris
  • Diksi: pemilihan kata indah dan memiliki kekuatan makna 
  • Majas: bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
  • Rima: persamaan bunyi di baris akhir untuk memunculkan keindahan

    Puisi terbagi dua yaitu puisi lama puisi baru puisi lama:

    Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris jumlah baris dalam satu bait persajakan atau rima banyak suku kata di tiap baris.

Ciri puisi lama:

-          tidak diketahui nama pengarangnya

-          penyampaiannya dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan

-          sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.

Jenis puisi lama

a.       Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib contoh mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus

Contoh:

Sihir lontar pinang lontar

terletak di ujung bumi

setan buta jembalang buta

aku sapa tidak berbunyi

b.      Pantun adalah puisi yang bercirikan sajak a-b-a-b setiap bait terdiri dari 4 baris tiap baris terdiri 8 sampai 12 suku kata 2 baris awal disebut sampiran dua baris berikutnya disebut isi.

Contoh:

Sungguh elok emas permata

Lagu elok intan baiduri

Sungguh elok budi bahasa

Jika dihias akhlak terpuji

c.       Seloka adalah pantun yang berkait atau bertaut

Contoh:

Sudah bertemu kasih sayang

Duduk terkurung malam dan siang

Hingga setapak tiada renggang

Tulang sendi habis terguncang

d.      Talibun yaitu pantun genap yang terdiri dari enam sampai sepuluh baris

Contoh:

Anak orang dipandang tarap

Pergi berjalan ke kebun bunga

Hendak ke pekan hari tiap senja

Di sana sirih kami kerekap

meskipun daunnya berupa

namun rasanya berlain juga

Puisi baru tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas daripada puisi lama di dalam segi jumlah baris suku kata maupun rima.

Ciri-ciri puisi baru

-          memiliki bentuk yang rapi dan simetris atau sama

-          persajakan akhir yang teratur

-          menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain

-          sebagian besar puisi 4 seuntai atau baris

Jenis puisi baru

a.       Balada yaitu puisi berisi kisah atau cerita

b.      Hymne yaitu puisi pujian untuk menghormati Tuhan seorang pahlawan atau tanah air

c.       Ode yaitu puisi sanjungan untuk orang yang berjasa nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu

d.      Epigram yaitu puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup

e.       Romansa yaitu puisi yang berisi luapan cinta kasih

f.       Elegi yaitu puisi yang berisi ratapan tangis atau kesedihan satire yaitu puisi yang berisi sindiran atau kritik

Demikian lah pemaparan materi malam ini, sebelum sesi berakhir para peserta berlomba-lomba mengirimkan naskah puisinya. Dan diakhiri pesan narasumber untuk menjaga gairah menulis supaya menjadi penulis hebat dengan 3M yakni menulis, menulis dan menulis.

Jumat, 27 Mei 2022

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH


Pertemuan       : 4

Hari/tanggal    : Rabu, 25 Mei 2022

Moderator       : Helwiyah

Narasumber     : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.

Gelombang      : 26

Dulu sewaktu sedang menyususn skripsi penulis pernah mendengar bahwa skripsi tersebut dapat dibukuan atau dijadikan buku dan dipublikasikan. Pun dengan saat mengikuti diklat kenaikan pangkat yang dilaksanan secara daring. Di kelas Grup WA Belajar Menulis pertemuan keempat kali ini membahas hal tersebut dan semakin memberi pencerahan tentang bagaimana karya tulis dipublikasikan menjadi sebuah buku.

Kelas dibuka oleh moderator, ibu Helwiyah seorang guru SD di Jakarta timur. Sesi pertemuan tepat dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB. Di awal pembukaan moderator menyebuut peserta grup WA Belajar Menulis dengan sebutan PLN yang merupakan akronim dari Pegiat Literasi Nasional. Sungguh suatu keberuntungan menjadi peserta Belajar Menulis dan menjadi penerang literasi di negeri tercinta, Indonesia.

Narasumber sesi ini adalah ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Seorang pengajar di SMPN 8 Semarang. Selain mengajar, juga aktif menulis di blog dan tergabung dalam komunitas sejuta guru ngeblog, penulis baru di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, penulis di Penerbit Andi Offset, penulis dan Ambassador di penerbit Innovasi Publishing, salah satu tim admin di website guru penggerak, Pengurus pena guru di yayasan guru nusantara, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP.

Prestasi yang telah beliau raih dari tahun 2021-2022 sungguh luar biasa, di antaranya; Juara 3 lomba blog nasional pada HUT penerbit YPTD 2021, Peraih medali perunggu pada Olimpiade kimia nasional kategori guru tahun 2021, Peraih medali perak pada Olimpiade sains nasional bidangbilmu kimia lingkungan kategori guru tahun 2022, Reviewer Indonesian Journal of Business Analytic (IJBA) 2021-2022, Penulis tetap artikel populer dalam  rubrik Guru Bicara Pendidikan di Majalah Aksioma Bandung tahun 2022, Juara 4 lomba blog nasional dalam rangka 2 tahun blog penamrbams.id tahun 2022, 5 artikel terbaik dalam lomba blog nasional Media Guru tahun 2022.

Prestasi tersebut berbanding lurus dengan karya tulis ilmiah yang beliau hasilkan. Dari artikel ilmiah, artikel ilmiah populer, buku seri, buku solo dan seabrek buku antologi. Tak hanya dalam karya tulis beliau pun merupakan narasumber yang profesional karena telah menjadi narasumber dalam pelatihan maupun seminar baik tingkat regional sampai tingkat nasional.

Dalam sesi pertemuan kali ini dibagi menjadi dua, Membuat Buku dari KTI (Karya Tulis Ilmiah) dan Menulis Artikel ilmiah untuk Jurnal dari KTI.

Bagaiana caranya membuat buku dari KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang sudah pernah dibuat?

1. Mengubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching

Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh “Efektivitas SEM Berbasis Mind Map pada mata pelajaran Kimia untuk meningkatkan pemecahan masalah siswa materi pokok reaksi Redok”. Judul ini merupakan judul skripsi yang terkesan kaku, kurang menarik, terlalu ilmiah, panjang, dan kurang eye catching. Nah, bila diubah menjadi seperti ini, “Metode SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21”. Lebih singkat, padat dan jelas namun tidak terkesan kaku.

2. Mengubah DAFTAR ISI

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa;

Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

Bab 2 landasan teori

Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika

Bab 4 hasil dan pembahasan

Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Namun ketika diubah menjadi buku, daftar isi menjadi (mengikuti pedoman 2W+1H);

Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran

Bab 2( Apa) menjelaskan apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad 21

Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

3. Pada Bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang:

- Rumusan masalah

- Tujuan penelitian

- Manfaat penelitian

- Definisi operasional

- Hasil penelitian terkait

Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku

4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.

5. Mengubah gaya kebahasaan dan penyajian

Gaya bahasa dan penyajian karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

6. Mengaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.

7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya.

8. Memberikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit

Sesi pun berlanjut pada materi berikutnya yaitu, Menulis Artikel ilmiah untuk jurnal dari KTI (Karya Tulis Ilmiah). Berikut adalah tips dan trik menulis artikel ilmiah:

1.      Tulis artikel sesuai dengan template jurnal yang dituju.

Biasanya ini yang tidak diperhatikan. Tiap jurnal pasti memiliki template yang berbeda. Jika artikel yang masuk tidak sesuai template, otomatis akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun penelitiannya.

1. Perhatikan Penulisan Judul

Penulisan judul singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan dalam judul.

2. Baris kepemilikan

Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis artikel tersebut. Dalam hal ini yang benar-benar terlibat baik dalam hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan penelitian. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan akademik.

3. Abstrak

Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan. Karena jumlah kata dalam abstrak sangatlah terbatas (panjang abstrak tiap jurnal berbeda), maka latar belakang masalah dan tinjauan Pustaka tidak perlu dimasukkan. Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung.

4. Pendahuluan

Pendahluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.

5. Metodologi penelitian (Bagaimana caranya memecahkan masalah tersebut?)

Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data, analisis data (tanpa rumus statistika). wajib ada juga sumber rujukan dari metode yang digunakan.

6. Hasil dan Pembahasan (Apa yang ditemukan dan apa maknanya?)

Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya.

7. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical). Namun tata cara penulisan tetap mengacu pada template yang ada pada jurnal yang dituju.

Narasumber dengan sangat apik menjawab setiap petanyaan yang diajukan peserta Bisa Menulis. Di akhir sesi beliau menutup dengan statemen “Dapat menghasilkan karya di tengah kegiatan itu biasa namun dapat berkarya dengan kesibukan yang begitu banyaknya, itu baru istimewa. Semoga dengan ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dan peserta pelatihan Bisa Menulis bisa mengikuti jejak beliau untuk terus menulis dan mengganungkan semangat literasi.

Selasa, 24 Mei 2022

Rahasia Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku Untuk Berprestasi

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

Rahasia Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku Untuk Berprestasi


Pertemuan       : 3

Hari/tanggal    : Senin, 23 Mei 2022

Moderator       : Rosminiyati

Narasumber     : Rita Wati, S.Kom.

Malam ini adalah pertemuan ketiga pelatihan belajar menulis PGRI untuk peserta ‘Grup WA Belajar Menulis Gelombang 26, namun malam ini merupakan malam pertama saya dalam mengikuti sesi pertemuan karena saya baru bergabung setelah melewatkan dua sesi sebelumnya. Walaupun terlambat bergabung tak menyurutkan niat saya untuk belajar meresume.

Sesi dimulai dengan perkenalan oleh moderator yakni ibu Rosminiyati, guru SMK Negeri 2 Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ketika membaca perkenalan beliau, saya berdecak kagum, “Wah, kalau moderatornya saja begini kerennya, apalagi narasumbernya”, sehingga saya semakin bersemangat untuk mengikuti sesi sampai akhir.

Narasumber malam ini adalah ibu Rita Wati, S.Kom, Guru Informatika di SMP Negeri 2 Mendoyo Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Selain menjadi guru, beliau pun seorang blogger, writer, moderator dan youtuber. Ketika melihat foto yang berisi profil beliau, ‘Wah, Masya Allah, deretan karya berupa buku solo, antologi, dan  prestasinya membuat saya bergidik’. Pengalaman dan prestasi beliau dimulai pada tahun 2020 saat pandemi. Artinya baru dua tahun, tapi karya dan prestasinya sungguh luar biasa.

Beliau membuka sesi dengan dua pertanyaan, apa tujuan mengikuti kelas belajar menulis dan apa yang dilakukan untuk menwujudkan tujuan tersebut. Pertanyaan yang menyadarkan tujuan belajar dan supaya berkomitmen dengan tujuan tersebut.

Menjadi penulis pemula akan menemui banyak kendala atau permasalahan seperti; susah ide, miskin kosa kata, sulit merangkai kata, menunda-nunda, bingung mau menulis apa, tidak percaya diri, bingung mau dimulai dari mana, merasa tulisannya jelek tidak layak dibaca. Lantas, apa solusinya? Berada di komunitas BM ini merupakan cara yang tepat bagi penulis pemula. Di sini peserta saling berbagi, menginspirasi, memberi masukan, serta semua ide tulisan dihargai dibaca dan dikomentari.

Untuk menjadi seorang penulis harus banyak membaca. Membaca tidak harus dari buku. Membaca bisa dari suatu peristiwa atau kejadian yang dekat di sekitar. Ketika merasa sedih, bahagia, kecewa, hal itu bisa dituangkan menjadi sebuah tulisan. Saat sudah terbiasa menulis, penulis akan mampu menentukan jenis/genre tulisannya.

Tips untuk menulis dan menerbitkan buku dari bu Rita adalah;

1. Menetukan tujuan/motivasi dalam menulis.

Menulis sebagai hobi atau karena keterpaksaan sebagai salah satu persyaratan naik pangkat,  bisa jadi karena ingin mendapatkan uang. Semua motivasi tersebut baik tidak ada salahnya.

2. Tulis apa saja yang ada di dalam pikiran.

Bahan untuk menulis bisa serasal dari mana saja. Diri sendiri, lingkungan sekitar, tentang siswa, tentang hewan kesayangan, hal-hal disenangi atau dikuasai.

3. Tuangkan semua ide yang ada.

Apa pun yang ada di dalam pikiran, tuangkan saja biarkan mengalir menjadi tulisan. ‘Tunda dulu’ untuk mengedit, tuntaskan semua ide dalam tulisan hingga selesai.

4. Latih menulis setiap hari dimulai.

Menulis dapat dimulai dari 100 kata kemudian meningkat 150 kata naik lagi  menulis pentigraf (menulis tiga paragraf) hingga akhirnya bisa menulis 1000 kata perhari.

5. Lakukan setiap hari.

Bisa karena biasa, demikian kata pepatah. Biasa berlatih menulis setiap hari, untuk mengasah keterampilan menulis.

6. Setelah semua terbiasa mulai tingkatkan dengan membuat peta konsep atau TOC jika tulisan yang dibuat akan dijadikan sebuah buku.

7. Join menulis Buku Antologi

Bergabunglah untuk menjadi penulis antologi. Dengan demikian akan menumbuhkan kepercayaan diri  menjadi seorang penulis.

Untuk meraih prestasi di bidang penulisan, perlu memberanikan diri untuk ikut serta dalam kompetisi menulis, seperti lomba blog, essay, cerpen dll. Tidak perlu takut kalah. Kalah bukan suatu masalah, semua berawal dari kekalahan, yang pasti jangan pernah menyerah karena banyak pembelajaran yang akan kita dapati kalau kita selalu memperhatikan tulisan para pemenang.

Beberapa hal yang bisa dilakukan supaya tulisan menjadi lebih berkualitas, enak dibaca yaitu harus memperhatikan kaidah-kaidah dasar penulisan. Berdasarkan pengalaman pribadi narasumber saat menjadi kurator/editor untuk penulis pemula kesalahan-kesalahan dasar yang sering muncul adalah;

  • Penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak tepat. (Bisa jadi karena buru-buru dalam menulis)
  • Paragraf panjang-panjang. (Usahakan paragraf tidak melebih dari 10 kalimat dalam 1 paragraf. Terlebih kalau di blog usahakan hanya 5-7 baris saja.
  • Penggunaan tanda baca seperti (titik, koma, titik dua, setrip-tanda petik dsb).
  • Penggunaan Kata baku. (Bisa install KBBI V)
  • Hindari kata-kata yang tidak efektif.
  • Penggunaan istilah asing yang sering keliru / cari referensi yang benar sehingga tulisan kita berkualitas.
  • Penggunaan kata depan di yang sering keliru dipisah atau disambung.

Sungguh materi yang luar biasa. Selain memaparkan materi yag penuh daging, narasumber pun menjawab semua pertanyaan peserta dengan jelas dan tuntas. Terima kasih atas sharing yang bermanfaat ini semoga menjadi ilmu yang bermanfaat sehingga pahalanya terus mengalir dan tidak putus.

SOAL ULANGAN HARIAN TEMATIK KELAS 1

Kerjakan soal berikut ini! Memuat…