PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
Pertemuan : 4
Hari/tanggal :
Rabu, 25 Mei 2022
Moderator :
Helwiyah
Narasumber :
Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Gelombang : 26
Dulu sewaktu sedang menyususn skripsi penulis pernah mendengar bahwa
skripsi tersebut dapat dibukuan atau dijadikan buku dan dipublikasikan. Pun
dengan saat mengikuti diklat kenaikan pangkat yang dilaksanan secara daring. Di
kelas Grup WA Belajar Menulis pertemuan keempat kali ini membahas hal tersebut
dan semakin memberi pencerahan tentang bagaimana karya tulis dipublikasikan
menjadi sebuah buku.
Kelas dibuka oleh moderator, ibu Helwiyah seorang guru SD di Jakarta timur.
Sesi pertemuan tepat dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB. Di awal pembukaan
moderator menyebuut peserta grup WA Belajar Menulis dengan sebutan PLN yang
merupakan akronim dari Pegiat Literasi Nasional. Sungguh suatu keberuntungan menjadi
peserta Belajar Menulis dan menjadi penerang literasi di negeri tercinta,
Indonesia.
Narasumber sesi ini adalah ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Seorang pengajar
di SMPN 8 Semarang. Selain mengajar, juga aktif menulis di blog dan tergabung
dalam komunitas sejuta guru ngeblog, penulis baru di Yayasan Pusaka Thamrin
Dahlan, penulis di Penerbit Andi Offset, penulis dan Ambassador di penerbit
Innovasi Publishing, salah satu tim admin di website guru penggerak, Pengurus
pena guru di yayasan guru nusantara, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia
(KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing
ekstrakurikuler KIR SMP.
Prestasi yang telah beliau raih dari tahun
2021-2022 sungguh luar biasa, di antaranya; Juara 3
lomba blog nasional pada HUT penerbit YPTD 2021, Peraih medali perunggu pada
Olimpiade kimia nasional kategori guru tahun 2021, Peraih medali perak pada
Olimpiade sains nasional bidangbilmu kimia lingkungan kategori guru tahun 2022,
Reviewer Indonesian Journal of Business Analytic (IJBA) 2021-2022, Penulis
tetap artikel populer dalam rubrik Guru
Bicara Pendidikan di Majalah Aksioma Bandung tahun 2022, Juara 4 lomba blog
nasional dalam rangka 2 tahun blog penamrbams.id tahun 2022, 5 artikel terbaik
dalam lomba blog nasional Media Guru tahun 2022.
Prestasi tersebut berbanding lurus dengan karya tulis ilmiah yang beliau
hasilkan. Dari artikel ilmiah, artikel ilmiah populer, buku seri, buku solo dan
seabrek buku antologi. Tak hanya dalam karya tulis beliau pun merupakan
narasumber yang profesional karena telah menjadi narasumber dalam pelatihan maupun
seminar baik tingkat regional sampai tingkat nasional.
Dalam sesi pertemuan kali ini dibagi menjadi dua, Membuat Buku dari KTI (Karya
Tulis Ilmiah) dan Menulis Artikel ilmiah untuk Jurnal dari KTI.
Bagaiana caranya membuat buku dari KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang sudah
pernah dibuat?
1. Mengubah judul KTI yang terkesan kaku dan
ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching
Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus
pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.
Sebagai contoh “Efektivitas SEM Berbasis Mind Map pada mata pelajaran Kimia
untuk meningkatkan pemecahan masalah siswa materi pokok reaksi Redok”. Judul
ini merupakan judul skripsi yang terkesan kaku, kurang menarik, terlalu ilmiah,
panjang, dan kurang eye catching. Nah, bila diubah menjadi seperti ini, “Metode
SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21”. Lebih singkat, padat dan jelas namun
tidak terkesan kaku.
2. Mengubah DAFTAR ISI
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar
isi berupa;
Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang
masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
Bab 2 landasan teori
Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2
statistika
Bab 4 hasil dan pembahasan
Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
Namun ketika diubah menjadi buku, daftar isi
menjadi (mengikuti pedoman 2W+1H);
Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum
pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa,
alasan metode SEMMI dalam pembelajaran
Bab 2( Apa) menjelaskan apa itu metode
pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad 21
Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan
bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.
3. Pada Bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang:
- Rumusan masalah
- Tujuan penelitian
- Manfaat penelitian
- Definisi operasional
- Hasil penelitian terkait
Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya
menjadi buku
4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting
saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
5. Mengubah gaya kebahasaan dan penyajian
Gaya bahasa dan penyajian karya ilmiah versi
buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas
terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas
masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya
penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca,
berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat
dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku
kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah
menjadi buku.
6. Mengaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti
Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun,
hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot,
wordpress, dan lain sebagainya.
8. Memberikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda
lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian
tersebut.
9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman
format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan
margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit
Sesi pun berlanjut pada materi berikutnya
yaitu, Menulis Artikel ilmiah untuk jurnal dari KTI (Karya Tulis Ilmiah). Berikut
adalah tips dan trik menulis artikel ilmiah:
1.
Tulis artikel sesuai dengan template jurnal yang
dituju.
Biasanya ini yang tidak diperhatikan. Tiap
jurnal pasti memiliki template yang berbeda. Jika artikel yang masuk tidak
sesuai template, otomatis akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun
penelitiannya.
1. Perhatikan Penulisan Judul
Penulisan judul singkat, padat, jelas, dan
tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib
disematkan dalam judul.
2. Baris kepemilikan
Baris kepemilikan artinya peneliti atau
penulis artikel tersebut. Dalam hal ini yang benar-benar terlibat baik dalam
hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan penelitian.
Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan
akademik.
3. Abstrak
Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian,
metode penelitian, hasil dan simpulan. Karena jumlah kata dalam abstrak
sangatlah terbatas (panjang abstrak tiap jurnal berbeda), maka latar belakang
masalah dan tinjauan Pustaka tidak perlu dimasukkan. Penulisan keyword pada
abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung.
4. Pendahuluan
Pendahluan berisi latar belakang masalah,
sedikit tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.
5. Metodologi penelitian (Bagaimana caranya memecahkan masalah tersebut?)
Pada bagian metode penelitian, hindari
penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek
penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data,
analisis data (tanpa rumus statistika). wajib ada juga sumber rujukan dari
metode yang digunakan.
6. Hasil dan Pembahasan (Apa yang ditemukan dan apa maknanya?)
Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk
menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori
yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya.
7. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan
masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical).
Namun tata cara penulisan tetap mengacu pada template yang ada pada jurnal yang
dituju.
Narasumber
dengan sangat apik menjawab setiap petanyaan yang diajukan peserta Bisa Menulis.
Di akhir sesi beliau menutup dengan statemen “Dapat menghasilkan karya di
tengah kegiatan itu biasa namun dapat berkarya dengan kesibukan yang
begitu banyaknya, itu baru istimewa. Semoga dengan ilmu yang
diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dan peserta pelatihan Bisa Menulis bisa mengikuti
jejak beliau untuk terus menulis dan mengganungkan semangat literasi.