PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
DIGITALISASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
DIGITALISASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
PELATIHAN
BELAJAR MENULIS PGRI
Pertemuan : 30
Hari/Tanggal :
Senin, 25 Juli 2022
Moderator : Muliadi
Narasumber : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.
Gelombang : 26
Tibalah pertemuan terakhir di pelatihan
belajar menulis PGRI yang digawangi Om Jay beserta tim solid. Di malam terakhir
ini bapak Muliadi yang berasal dari Toli-Toli yang menjadi moderator. Sebelum
membuka kegiatan, beliau mempersilahkan Om Jay untuk memberikan sepatah atau
dua kata. Om Jay pun berpesan walaupun malam itu adalah pertemuan terakhir
namun jangan pernah berharap pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir untuk
menulis. Sebaliknya aktivitas menulis seharusnya menjadi semakin sering, setiap
hari tanpa menulis, seperti tagline om Jay menulislah setiap hari dan buktikan
apa yang terjadi.
Setelah sambutan dari Om Jay moderator pun menyilakan Mr. Bams selaku narasumber untuk memaparkan materi. Mr. Bams merupakan sapaan atau pun nama pena dari Bambang purwanto, S.Kom., Gr. yang pernah berperan menjadi moderator di pertemuan ke-15. Beliau merupakan seorang guru informatika di SMP Taruna Bakti Bandung dan lulusan kelas belajar menulis gelombang 8. Selain menjadi pengajar TIK beliau pun seorang pegiat literasi, pendongeng, blogger, Support IT kelas online dan aktifis masyarakat. Membaca cv beliau di https://penamrbams.id/cv-bambang-purwanto/ sungguh banyak pengalaman dan prestasi yang telah beliau raih yang patut untuk dibagikan agar menjadi motivasi dan pembelajaran bagi peserta khususnya penulis.
Materi pembelajaran malam ini adalah Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah dan hal tersebut sangat dikuasai oleh narasumber, terbukti beliau telah mengikuti berbagai macam pelatihan serta turut serta menjadi penyelenggara kegiatan GLN (Gerakan Literasi Nasional). berikut rangkuman materi yang disampaikan.
Literasi adalah istilah umum
yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat
keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga,
literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. (Wikipedia)
Pengertian literasi di sekolah
dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu
secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis dan berbicara.
Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Tujuan GLS
- Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah
- Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
- Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
- Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan berbagai strategi membaca
Prinsip GLS
- Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya
- Dilaksanakan secara berimbang menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik
- Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum
- Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan
- Melibatkan kecakapan berkomunikasi lisan
- Mempertimbangkan keberagaman
Tahap Pelaksanaan
GLS
- Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
- Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan
- Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua buku mata pelajaran
Pembiasaan
kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah
Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan
minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan
minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi
peserta didik salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca dalam membiasakan
warga sekolah membaca buku selama 15 menit setiap hari. Kegiatan 15 menit
membaca dapat dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai atau pada waktu lain yang
memungkinkan. Kegiatan yang bertujuan menumbuhkan minat terhadap bacaan ini
dilaksanakan tanpa tagihan sampai minat membaca warga sekolah tumbuh berkembang
dan sampai pada tahap gemar atau cinta.
Pengembangan minat baca untuk meningkatkan
kemampuan literasi
Kegiatan literasi pada fase ini bertujuan
mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui
kegiatan menanggapi buku pengayaan (Anderson dan Krathwol, 2001). Pengembangan
minat baca yang berdasarkan pada kegiatan membaca 15 menit setiap hari dapat
mengembangkan kecakapan literasi melalui kegiatan non akademik (tagihan non
akademik yang tidak terkait dengan nilai dapat dilakukan) contoh menulis
sinopsis, berdiskusi mengenai buku yang telah dibaca, kegiatan ekstrakurikuler
dan kunjungan wajib ke perpustakaan (jam literasi).
Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi
Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi
ini mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik
membaca buku non teks pelajaran yang dapat berupa buku tentang pengetahuan
umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal dan juga dapat dikaitkan
dengan mata pelajaran tersebut sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi
siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA atau SMK. Buku laporan kegiatan membaca
ini disediakan oleh wali kelas judul dan jumlah buku yang telah dibaca
dijadikan bahan pertimbangan pada saat kenaikan kelas atau kelulusan jenjang
tertentu.
Demikian materi tentang GLS yang disampaikan
oleh Mr. Bms. Praktiknya tentu tidak semudah materi yang dituangkan menjadi
tulisan. Namun dengan kemauan, ketekunan dan kerja keras pasti akan berhasil
seperti yang sudah dilaksanakan narasumber di sekolah tepat beliau mengabdi.