Kamis, 02 Juni 2022

MENGATASI WRITER’S BLOCK

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

MENGATASI WRITER’S BLOCK



 

Pertemuan                   : 7

Hari/tanggal                : Rabu, 1 Juni 2022

Moderator                   : Lely Suryani

Narasmuber                 : Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr.

Gelombang                  : 26

Menjadi penulis pemula maupun profesional pasti akan bertemu dengan yang namanya writer’s block. Kondisi di mana seorang penulis merasakan terhenti,  tidak bisa atau dapat menulis sesuatu yang baru. Tiba-tiba merasa bahwa ide yang ada di kepala tidak bisa keluar untuk dijadikan sebuah tulisan. Writer’s block atau disingkat WB bisa terjadi kepada siapapun dan kapan pun, oleh karena itu seorang penulis harus mampu mengatasi kondisi WB ini. Malam ini pertemuan ketujuh kelas Pelatihan Belajar Menulis PGRI akan membahas mengenai writer’s block dan cara mengatasinya.

Tepat sesuai waktu yang ditetapkan moderator pun mulai menyapa dan membuka kegiatan pelatihan. Kegiatan belajar tersebut dimoderatori oleh Lely Suryani, beberapa saat setelah membuka kelas langsung memperkenalkan narasumber yaitu ibuDitta Widya Utami, S.Pd. Gr. Seorang guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Usianya masih belia namun deretan karya, prestasi dan penghargaanya sungguh luar biasa. Begitupula dengan aktivitasnya sebagai tenaga pendidik maupun penulis. Di usia yang masih belia sudah menjadi Pengajar Praktik (PP) dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3.

Lama waktu terjadinya writer’s block atau WB bergantung pada kemampuan penulis untuk mengatasinya. WB bisa terjadi hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. Supaya penulis dapat mengatasi WB maka hal yang paling utama dilakukan adalah mengetahui penyebab WB. Di antara penyebab WB adalah mencoba metode/topik baru dalam menulis, stress, lelah fisik/mental, dan terlalu perfeksionis.

1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis

Saat sesi berlangsung narasumber memberi tantangan untuk menulis satu paragraf tentang pancasila. Bagi yang sudah mengetahui sejarah pancasila bisa dengan mudah menuliskannya namun ketika diminta untuk menambahkan praktik perilaku pancasila yang sudah diterapkan maka, WB bisa datang kepada orang-orang yang masih asing dengan penambahan topik dalam tulisannya. Cara mengatasinya penyebab WB ini dengan membaca referensi tambahan.

Tidak hanya dalam penambahan topik baru, metode dalam penulisan pun mampu membuat penulis terserang WB. Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya. Cara mengatasi hal ini bisa dengan mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.

2.   Stress, Lelah Fisik dan Mental

Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Baik stres, lelah fisik, maupun mental bisa juga menjadi sebab-sebab penulis terserang WB. Misal dituntut menyelesaikan tulisan untuk segera dikirim. Ketika stres, bisa jadi malah kehilangan inspirasi untuk melanjutkan menulis. Walaupun stres dan lelah fisik bisa menyebabkan WB, sesungguhnya menulis pun bisa dijadikan salah satu cara healing terbaik.

Cara mengatasinya dengan metode jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang ditulis tersebut. Buat saja tulisan ekspresif. Curhat. Tentang segala yang dirasa, dikeluhkan (jika ada), dsb. Jika sudah tenang, semoga kembali muncul inspirasi untuk melanjutkan menulis.

3.   Terlalu Perfeksionis

Pada sesi ini narasumber memperlihatkan tulisan tentang acara penyerahan SK P3K Kabupaten Subangyang diikuti oleh narasumber. Menurut narasumber tulisan tersebut adalah tulisan yang dibaca/dilihat paling banyak dalam kurun waktu sehari setelah dipublish. Bisa dibilang tulisan tersbeut sukses meraih banyak pembaca. Ketika merasa sukses, maka penulis akan ada sedikit merasakan beban apakah tulisan selanjutnya mamu mengundang pembaca sebagaimana tulisan sebelumnya.

Ketika hal ini terjadi, ada dua kemungkinan: Penulis tetap melaju dengan tulisannya atau penulis terserang WB dan mulai tersendat sendat aktivitas menulisnya. Alih-alih menghasilkan tulisan, sikap yang terlalu perfeksionis bisa jadi membuat terserang WB. Kecepatan menulis berkurang, ide-ide terasa hilang, sulit fokus setiap kali akan menulis, dsb. Menurut pendapat pribadi narasumber, anggaplah pembaca dan pemberi komentar sebagai bonus. Yang terpenting adalah tetap menulis.

Sesi materi berakhir dan dilanjutkan pertanyaan. Semangat peserta belajar menulis sungguh luar biasa, pertanyaan berbobot dilontarkan dan dikembalikan narasumber dengan jawaban yang berbobot pula. Yang tidak bertanya atau belum sempat bertanya pun turut tercerahkan dengan pertanyaan dan jawaban yang ada. Di akhir sesi narasumber pun menutup dengan statemen “Kita hebat karena dikelilingi orang-orang hebat”. Hal ini sejalan dengan hadits nabi bahwa berteman dengan penjual minyak wangi akan terkena wanginya dan berteman dengan pandai besi bisa terkena panas atau bau tidak sedapnya. Artinya lingkungan di mana kita berada aakan mempengaruhi diri kita. Berkumpul dengan penulis maka akan memunculkan semangat untuk menjadi penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOAL ULANGAN HARIAN TEMATIK KELAS 1

Kerjakan soal berikut ini! Memuat…